Rabu, 04 September 2013

Tips Tidur Sehat Ala Rasulullah

Tips Tidur Sehat Ala Rasulullah


Kali ini Pengobatan Alternatif Pusat Energi berbagi kiat tidur sehat ala Rasulullah, semoga bisa menjadi inspirasi untuk pembaca blog sekalian..

Allah SWT berfirman, “Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha”. (QS. Al-Furqaan 25:47)


Sunggu tepatlah Islam yaitu agama yang mengajarkan tentang keseimbangan dimana dalam islam, selain kewajiban berusaha, juga ditekankan hal mengenai mementingkan tidur dan istirahat agar ibadah dan aktifitas keseharian dapat dilakukan dengan baik.


Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi telah bersabda: “Jika salah seorang di antara kamu merasakan kantuk, hendaklah kamu tidur sehingga hilang rasa kantuknya.

Jika seseorang mengerjakan sholat ketika mengantuk, kemungkinan dia sedang membaca istighfar padahal sebenarnya dia sedang mencari dirinya.”

Dalam sebuah hadis lain disebutkan tentang kisah Abu Darda’, ia tidak mau tidur malam karena tak ingin “terganggu waktunya" dalam melakukan ibadah. Salman, sahabatnya, telah menegurnya dengan berkata: “Tuhanmu ada hak atasmu, badanmu ada hak atasmu dan isterimu ada hak atasmu. Berikan kepada semua ini haknya.” Ketika Nabi mendengar perkataan Salman, Baginda berkata : “Benarlah Salman.” (HR. Bukhari).


Islam bukan hanya menyuruh seseorang itu tidur, namun sekaligus menekankan bahwa tidur merupakan hak badan yang harus ditunaikan. Dalam hadits yang lain diceritakan bahwa Baginda Nabi pernah memasuki masjid dan nampak olehnya seutas tali yang merentangi dua tiang. Selepas bertanya, Baginda diberitahu bahwa tali itu adalah kepunyaan Zainab agar dia dapat berpaut kepadanya ketika keletihan melakukan sholat. Nabi pun kemudian mengeluarkan perintah: “Buka tali ini! Hendaklah salah seorang di antara kamu shalat ketika dirinya cergas, dan ketika sudah mengantuk tidurlah.” (HR. Bukhari-Muslim)


Menurut para ahli, manusia menghabiskan sampai satu per tiga hidupnya untuk tidur. Mengingat rata-rata usia kita, itu berarti komitmen untuk tidur, berkisar selama dua puluh tahun! Yang menjadi pertanyaan, apakah kita mendapat manfaat dari istirahat/tidur tersebut?


Ketahuilah bahwa suasana hati adalah salah satu hal pertama yang akan dipengaruhi oleh kekurangan tidur. Perubahan suasana hati, termasuk depresi, umumnya mempengaruhi manusia sehingga menjadi relatif lebih mudah marah bahkan kehilangan rasa humor. Dengan kekurangan tidur sedikit saja, ambang batas untuk marah semakin rendah. Kita dapat dengan mudah kehilangan teman, membuat marah suami atau istri, mengacaukan negosiasi, bahkan lebih parah lagi hingga menciptakan permusuhan.

Stres, kecemasan, dan kehilangan kemampuan menyelesaikan masalah. Perasaan kuat bahwa penderita tidak  bisa menyelesaikan masalah sederhana atau beban kerja moderat. Kecemasan, frustasi, dan kegugupan meningkat. Ketidakmampuan memelihara cara pandang yang baik atas persoalan, atau untuk bersantai dalam situasi tekanan moderat.
Kurang tertarik berinteraksi dengan orang lain. Ingin menghindari partisipasi kelompok atau berintegrasi dengan orang lain karena kelelahan. Ingin memutuskan hubungan dengan dunia luar. Tambah gemuk. Konsumsi minuman ringan dan makanan berkadar gula tinggi digunakan agar tetap terjaga saat kekurangan tidur. Banyak orang yang berusaha menurunkan kecemasan atau rasa bosan dengan makan.
Kekebalan terhadap penyakit dan infeksi virus menurun. Sel kekebalan pembunuh alami tubuh kita berhenti berfungsi seiring dengan meningkatnya kekurangan tidur. Merasa lamban. Hilangnya motivasi untuk memenuhi tugas-tugas yang ada atau melakukan usaha-usaha baru dan bisa jadi menyebabkan produktivitas menurun. Penurunan fungsi kognitif dan waktu reaksi, meliputi hal-hal sebagai berikut:

-Kemampuan berkonsentrasi menurun.
-Kemampuan mengingat menurun (terutama ingatan jangka pendek).
-Kemampuan menangani tugas kompleks menurun.
-Kemampuan berfikir logis menurun.
-Kemampuan mengasimilasi dan menganalisis informasi baru menutrun.
-Kemampuan berfikir kritis menurun.
-Kemampuan mengambil keputusan menurun.
-Kosakata dan keprigelan berkomunikasi menurun.
-Kreatifitas menurun.
-Koordinasi motorik menurun.
-Penurunan tingkat pengamatan dan pemahaman.
(Sumber: Dr. James B. Maas, Power Sleep)

Tidur memulihkan, meremajakan dan memberi energi pada tubuh dan otak. Sepertiga hidup kita, yang seharusnya dilewati dengan tidur, berpengaruh besar terhadap dua pertiga bagian lainnya, dalam hal kewaspadaan energi, suasana hati, berat badan, persepsi, daya ingat, daya pikir, kecekatan reaksi, produktivitas, kinerja, keterampilan komunikasi, kreativitas, keselamatan, dan kesehatan prima.

“Semua orang memang perlu tidur (di malam hari) sesuai kebutuhan,” komentar Joyse Welsleben, Ph.D., psikolog asal AS. “Kalau tidak, otak akan menyuruh kita tidur di siang hari.”
Dengan tidur, sebenarnya seseorang melakukan pembersihan diri dari “sampah penyebab kelelahan”. Mengutip penelitian seorang ahli kimia, dr.P.Carbone dari AS, dalam sehari produk “sampah” yang berasal dari seluruh kegiatan otot tubuh (sebagian besar terdiri atas dioksida dan asam laktat) menumpuk dalam darah mempunyai efek toksik pada syaraf, menyebabkan rasa lelah dan mengantuk. Selama tidur “sampah” ini dimusnahkan, sehingga saat bangun tubuh terasa segar. Namun puncak rasa segar, baru dirasakan dua jam sesudahnya.”
Bersandarlah, pejamkan mata, dan cobalah untuk rileks selama beberapa menit yang dapat membantu menjernihkan pikiran. Jika benar-benar tertidur,
semua yang kita lakukan untuk mengurangi stres selalu membuat sebuah perubahan. (James B. Maas, Ph.D, seorang professor Universitas Cornell di Ithaca, New York, penulis “Power Sleep”, HarperCollins, 1999)
Kekurangan Tidur dan Kinerja

TIDUR ala RASULULLAH

Allah berfirman, “Dan Kami jadikan tidurmu sebagai pelepas lelah bagimu.” (QS. An Naba’ :9).

Tidur Rasulullah merupakan tidur yang ideal dan sempurna, tidur yang betul-betul mendatangkan manfaat bagi kesegaran dan kesehatan fisik serta pemulihan kekuatan psikis.

Di antara bimbingan yang beliau ajarkan adalah:
1. Bersiwak sebelum tidur.
Sunnah yang paling sering dan yang paling senang dilakukan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam adalah bersiwak. Siwak merupakan pekerjaan yang ringan namun memiliki faedah yang banyak, baik bersifat keduniaan yaitu berupa kebersihan mulut, sehat dan putih giginya, menghilangan bau mulut, dan lain-lain, maupun faedah-faedah yang bersifat akhirat, yaitu ittiba’ (ikut) kepada Nabi dan mendapatkan ridha Allah Subhannahu wa Ta’ala.
Sebagaimana Rasulullah :
“Siwak membersihkan mulut dan diridhoi Allah.” (HR. Ibnu Khuzaima)
2. Berwudhu
“Jika kamu mendatangi pembaringanmu, hendaklah berwudhu sebagaimana engkau berwudhu ketika hendak shalat. Kemudian berbaringlah dengan bertelekan pada rusuk kananmu...” (HR. Bukhari)
3. Membersihkan tempat tidur
Ubay bin Ka’Ab R.A. menuturkan kepada kita bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam pernah bersabda : “Jika salah seorang di antara kamu mendatangi pembaringannya, hendaklah mengibaskan kasurnya dengan ujung kain (untuk membersihkannya) serta sebutlah nama Allah Subhannahu wa Ta’ala. Sebab ia tidak tahu kotoran apa yang melekat pada kasurnya itu sepeninggalannya.” (HR. Muslim)
4. Berdoa dan terus berdzkir hingga terlelap
Diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiallahu anha ia berkata : Setiap kali Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam hendak tidur di pembaringannya pada tiap malam,
beliau merapatkan kedua telapak tangannya. Lalu meniup dan membaca surah Al-Ikhlas (Qul Huwallaahu Aha), surah Al-Falaq (Qul A’uudzu birabbil Falaq), dan surah An-Naas (Qul A’uudzu birabbin Naas). Kemudian beliau mengusap tubuh yang dapat dijangkau dengan kedua telapak tangannya itu. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari).
5. Berbaring dengan posisi ke arah kanan (berbaring di atas lambung kanan)
Jika hendak berbaring, hendaklah berbaring dengan meletakan (bertumpu) pada rusuk kanan. Dan hendaklah mengucapkan :
“Maha suci Engkau Ya Allah Ya Rabbi, dengan menyebut nama-Mu aku meletakkan tubuhku, dan dengan nama-Mu jua aku mengangkatnya kembali. Jika engkau mengambil ruhku (jiwaku), maka berilah rahmat padanya. Tetapi, bila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hambaMu yang salih.” (HR. Muslim)
Dari Abu Qatadah Radhiallaahu anhu ia berkata : “Sesungguhnya bila Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam beristirahat dalam perjalanannya di malam hari, beliau berbaring dengan bertelekan pada rusuk kanan. Dan apabila beliau beristirahat pada waktu menjelang subuh, beliau tegakkan lengan dan beliau letakkan kepala di atas telapak tangannya.” (HR. Muslim)
6. Tidur dengan alas sederhana
Meskipun anugerah yang Allah Subhannahu wa Ta’ala curahkan kepada kita begitu banyak, namun cobalah lihat wahai saudaraku, kasur yang dipakai penghulu para Nabi, penutup para rasul, makhluk yang paling utama, sebaik-baiknya bani Adam di atas muka bumi. Diriwayatkan oleh ‘Aisyah Radhiallahu anha ia berkata: “Sesungguhnya kasur yang dipakai oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam hanyalah terbuat dari kulit binatang (yang telah disamak) yang diisi dengan sabut kurma.’ (HR. Muslim)
Pada suatu ketika, beberapa orang sahabat Radhiallaahu anhum datang menemui Nabi S.A.W., berikut juga Umar Radhiallaahu anhu. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam lantas bangkit mengubah posisinya, Umar melihat tidak ada kain yang melindungi Rasulullah dari tikar yang dipakai beliau untuk berbaring. Ternyata tikar tersebut membekas pada tubuh beliau. Melihat pemandangan itu Umar pun menangis, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bertanya kepadanya : “Apa gerangan yang membuat engkau menangis wahai Umar?”
Ia menjawab : “Demi Allah, karena saya tahu bahwa engkau tentu lebih mulia di sisi Allah  Subhannahu wa Ta’ala daripada raja Kisra maupun kaisar. Mereka dapat berpesta pora di dunia sesuka hatinya. Sedangkan  Engkau adalah seorang Utusan Allah Subhannahu wa Ta’ala namun keadaan engkau sungguh sangat memprihatinkan sebagaimana yang aku saksikan sekarang.”
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda : “Tidakkah engkau ridha wahai Umar, kemegahan dunia ini diberikan bagi mereka, sedangkan pahala akhirat bagi kita!”
Umar Radhiallaahu anhu menjawab : “Tentu saja.”
“Demikianlah adanya.” Jawab Nabi. (HR. Ahmad)
Semoga kita bisa mengambil tauladan dari kebiasaan-kebiasaan Rassulullah.

Jika Anda menyukai artikel ini, ada baiknya anda membaca juga 1001 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Tubuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar