Dewasa ini,
sains telah berkembang dengan pesat. Manusia modern telah dihadapkan pada sebuah teori
final yang lebih holistik (penyatuan). Teori “Law Of Attraction” (Hukum
Ketertarikan/ Hukum Gaya Tarik) menempatkan diri menjadi salah satu hukum dari
sekian banyaknya keanekaan hukum yang mengatur tentang pola alam semesta
bereaksi terhadap pola pikir manusia. Hukum ini hampir menjadi sebuah
keniscayaan hingga para praktisi pelatihan motivasi banyak mempresentasikannya
dalam kegiatan-kegiatan seminar.
Pandangan lebih universal
untuk masalah diatas adalah alam tidaklah diatur dalam satu mekanisme Hukum
gaya tarik menarik saja, di alam ini berlaku pula hukum gaya tolak menolak
dalam ilmu fisika atom, hukum resonansi mengenai persamaan frekwensi
getaran-getaran, hingga hukum interfensi
yang mengupas perkara perkuatan gelombang yang berpadu atau sebaliknya saling
meniadakan. Hukum-hukum yang berbicara tentang alam tersebut benarlah adanya,
namun bila kita hanya meyakini satu saja pandangan, niscaya konsep kita belum mencakup
wilayah yang universal dan cenderung kita akan berhadapan pada
kenyataan-kenyatan yang justru melemahkan pandangan tersebut. Hukum-hukum
tersebut tidak dapat berdiri sendiri, sebaliknya ada partauatan erat antara
satu hukum dengan hukum lainnya.
Atas kenyataan bahwa
hukum-hukum tersebut tidak dapat berdiri sendiri namun satusama lain memiliki
ketrikatan, maka lahirlah sebuah Grand Formula yang menyatukan hukum-hukum
tersebut dan disebut dengan Hukum Holistik. Semakin terkuak realitas
hukum yang sebenar-benarnya bahwa alam ini adalah “Nyata” eksistensi Tuhan yang
memiliki kekuasaan dan alam ini. Dengan kata lain, alam ini diatur oleh Yang Maha
Tahu dan Maha berkehendak dengan Prinsip “Keseimbangan” dengan satu tujuan
tertentu. Seluruh proses yang terjadi di alam semesta adalah tidak lain adalah
korelasi antara kutub positif dan negatif yang menimbulkan aksi reaksi untuk
mencari keseimbangan sebagai denyut jantung semesta hingga terwujud
getaran-getaran cahaya nafas kehidupan bagi seluruh jagad raya. Perkembangan
dari kajian sains terkini menjadi informasi penting tentang adanya “Aktor Intelektual”
dalam proses pengembangan alam semesta.
Tuhan memiliki Arus
informasi dan menjadi sebuah kunci dalam perkembangan semesta, bahkan arus
informasi ini dapat dianalogikan sebagai “Bahasa Tuhan” didalam menyampaikan
pesan kepada makhluk-makhluk ciptaannya. Tanpa ada “Arus Informasi“ yang
bertugas memberikan perintah, alam semesta hanya berbentuk lautan energi
belaka. Tidaklah mungkin sebuah materi dan energi bisa berproses dalam ruang
dan waktu membentuk partikel-partikel, atom-atom, molekul-molekul,
senyawa-senyawa maupun unsur –unsur benda planet, galaksi, bintang sebagai
pengisi alam semesta.
Didalam tubuh manusia, juga
ada mekanisme informasi yang “berkesadaran dan berkecerdasan” mulai dari sel,
jaringan sel, organ, jaringan organ hingga pada kaidah eksisitensi organ-organ
tubuh yang sangat kompleks. Menjadi kenyataan bahwa alam semesta dan isinya sesungguhnya
dibangun dan direkontruksi secara ajaib oleh suatu “Zat yang Maha
Cerdas”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar